Monday, February 16, 2009

hanya tinggal parut


akhirnya kenangan dari padang bunuh
derita kematian
tanah teratai yang masih dirantai itu
tersembul menunjukkan wajah resahnya
tengkorak menitis air mata
mengopak rusuh rusukku hilang satu
-ia ganti cinta murni tak kutemui
-ia badi roh korban tak bersemadi
-ia hadiah sepatu baru
bantu menapak
jalan hidup keras berliku
aku yang hapak,rabak dan terkedu
memijak ribuan batu.

protes




timbunkan badut-badut hipokrasi itu
ditengah-tengah sebuah daratan
bakar segala yang bertopeng
biarpun topeng itu adalah kebenaran
dengar jeritan ini
satu protes
atas kediktatorannya

tidur


malam telah memeluk tubuhku
lena diranjang yang tergugah
aku terbaring dalam kelam
merasa diri lemah seolah tak bernyawa.
segala laku yang terkaku
menyisir rentak usiaku
dengan suara mesra kelembutan
membisik jauh
meninggalkan jejak-jejak yang diatur.
igauan-igauan indah enak mentertawakan mimpi
pada hidup yang ngeri
sentiasalah menanti.

tamadun




pasar-pasar kasar terdampar
menampar-nampar
manusia pun mengejar gelar-gelar besar
modal menjalar ke dasar-dasarlebar
yang mengelar leher-leher lapar
lemudian,segalanya terkapar,terbiar
dan kehilangan liar

khayal




mabuk kepayang,
atau liar kuda kepang,
bertemu-1-di gelanggang goyang,
bergewang sampai mati,
rasa lapang yang infiniti